Selasa, 02 Juni 2015
Selasa, 26 Mei 2015
Bisnis Plan " Couter Pulsa "
BAB I
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perusahaan yang akan dibentuk adalah
suatu perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang penjualan pulsa untuk
semua operator seluler. Dengan meningkatkan kualitas dan reputasi perusahaan
maka diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan pelanggan serta agen-agen yang
bekerja di bawah kita.
Produk yang ditawarkan kepada
pelanggan adalah pengisian pulsa elektronik semua operator serta menyediakan
deposit saldo bagi pelanggan yang ingin menjadi agen isi pulsa (retailer).
Produk unggulannya yaitu memberikan laporan transaksi yang rinci dan terbuka
kepada agen kita melalui web report sehinggan agen bisa melakukan pengelolaan
serta penghitungan laba-rugi sendiri.
Sasaran umumnya bagi seluruh
masyarakat pengguna telepon seluler sasaran khususnya yaitu bagi siapa saja
yang ingin menjadi agen penjual pulsa dengan ponsel pribadi.
Pemasaran meliputi personal atau
warung-warung biasa yang ingin membuka usaha jual pulsa terutama untuk
keluarga, kerabat sehingga penjualan pulsa tidak mengharuskan untuk membuka
konter atau kios pulsa. Asumsinya minimal dalam satu keluarga itu memiliki satu
orang anggota keluarga penjual pulsa untuk saudara atau kerabat-kerabatnya
dengan tetap memperhitungkan nilai profit dari penjualan. Strategi pemasaran
yaitu dengan menawarkan dari orang ke orang dimulai dengan orang terdekat,
membuat iklan melalui media internet maupun brosur atau pamflet.
Persaingan di pasaran memang cukup
banyak tetapi kebutuhan orang terhadap pulsa operator seluler masih cukup
tinggi sehingga peluang sukses di bidang ini juga tinggi. Banyak penjual pulsa
(server atau agen) yang menawarkan produk yang sama tetapi banyak pelanggan
yang akhirnya tidak puas dan berpindah ke yang lain. Maka dari itu kepuasan dan
kepercayaan menjadi prioritas utama disini. Agar perusahaan mampu berkembang
dan mencapai target dengan cepat.
Target yang akan dicapai yaitu
menciptakan jaringan agen pulsa yang tersebar serta kepercayaan dan kepuasan
pelanggan sehingga mendatangkan profit yang tinggi. Jika pelanggan atau
agen-agen kita merasa cukup puas dengan barang dan jasa yang diterimanya maka
minimal mereka akan bertahan untuk menjadi rekan bisnis dan tidak berpindah ke
yang lain. Selain itu peluang untuk bertambahnya agen juga terbuka.
Pengembangan diawali dari menjadi
agen pulsa perusahaan lain lalu menawarkan pelanggan untuk menjadi sub agen
pulsa kita setelah mencapai target yaitu minimalnya 50 orang serta keuntungan
yang didapat cukup signifikan maka kita membuat server pulsa sendiri dengan
anggota agen yang tetap ditambah agen-agen baru.
Karena bentuk usaha perseorangan
yaitu dimiliki oleh seorang, pengelolaan keuangan dipegang oleh pemilik dengan
bantuan karyawan. Sedangkan agen-agen mengelola keuangan-nya sendiri.
Perusahaan hanya memberikan jasa pengisian pulsa, deposit, serta memberikan
laporan transaksi.
Jumlah modal minimum yang dibutuhkan
untuk memulai usaha ini adalah sebesar Rp. 20.000.000. Ini meliputi pembukaan
saldo pulsa awal untuk dijual dan deposit agen, membuka kios pulsa termasuk
sewa tempat, menyediakan perlengkapan dan gaji karyawan 2 bulan pertama dan
sebagainya.
BAB II
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Visi dan Misi
Visi :
Membangun jaringan rekan-rekan pebisnis pulsa yang
berorientasi pelayanan dan kepercayaan konsumen sebagai proritas utama dalam berbisnis.
Misi :
- Membangun serta mengembangkan agen pulsa.
- Menciptakan kepercayaan dan kepuasan konsumen.
- Mendatangkan keuntungan yang cukup besar bagi agen pulsa..
- Meningkatkan omzet tiap bulan.
- Mengembangkan bentuk perusahaan dari perseorangan menjadi Firma atau CV.
- Meningkatkan serta mempertahankan reputasi perusahaan.
B.
Gambaran Produk
Produk yang ditawarkan adalah pulsa elektronik untuk
konsumen serta deposit dan laporan transaksi untuk agen penjual (retailer).
C. Perkembangan
Saat Ini
Perusahaan yang bermodalkan
Rp.300.000,- rupiah mampu melakukan penjualan pulsa untuk keluarga dan konsumen
lain. sebulan kemudian omzet bertambah menjadi Rp.883.000,-. Lalu modal di
tambah Rp.500.000 untuk modal deposit agen yang akan bergabung. Awal bulan
november hingga akhir dapat 2 orang agen pulsa dengan deposit awal
masing-masing Rp.100.000,- dan agen yang pertama mampu meningkatkan omzet
hingga Rp.400.000,- pada bulan itu.
Sekarang pertengahan Desember
setelah melakukan penambahan modal secara bertahap, omzet penjualan pulsa
mencapai Rp.4.500.000,- agen yang telah gabung ada 3 orang dengan omzet
masing-masing yaitu: Agen-1 = Rp. 1.100.000, Agen-2 = Rp.200.000,- dan Agen-3 =
Rp.200.000,-. Keuntungan kotor yang didapat selama kurang lebih 2 bulan adalah
Rp. 303.140,-.
D. Status Hukum
dan Kepemilikan
Untuk saat ini belum ada status
hukum yang mengikat karena modal dan omzet masih di bawah target. Selain itu
status kepemilikan perseorangan dan perusahaan masih dalam tahap kelahiran
karena bergerak dari nol dan baru berjalan 2 bulan lebih.
BAB III
GAMBARAN PRODUK
- Produk
Produk yang ditawarkan kepada
konsumen ada 3 produk utama yaitu:
- Pulsa elektronik semua operator seluler.
Pulsa yang sering digunakan oleh seluruh pengguna
operator seluler untuk menjalankan layanan SMS, Telepon dan Data. Pulsa juga
sudah menjadi kebutuhan primer.
- Membuka pendaftaran agen dan menyediakan deposit pulsa bagi agen atau retailer.
Agen yang akan bermitra bisnis dengan perusahaan
menyimpan uang (deposit) di perusahaan sebagai modal saldo untuk pengisian
pulsa elektronik kepada konsumen pulsa. Pembagian keuntungan ditentukan oleh
perusahaan dengan keuntungan terbesar akan didapatkan oleh agen. Karena
perusahaan hanya sebagai bank saldo sedangkan agen adalah penjual produk.
- Memberikan laporan transaksi bagi agen.
Perusahaan akan memberikan laporan transaksi secara
rinci kepada agen agar agen bisa mengelola keuangannya secara mandiri. Laporan
yang rinci dan terbuka juga merupakan upaya meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan pelanggan terutama agen dalam bermitra.
- Keunikan Produk
- Konsumen tetap yang dipercaya oleh penjual boleh melakukan kredit dengan nominal pulsa maksimal 10 ribu dengan harga tetap.
- Jika transaksi gagal maka uang 100% kembali.
- Laporan bisa berupa hard copy dan soft copy melalui internet.
- Tidak memerlukan kios pulsa untuk menjual pulsa karena bisnis ini bekerja dengan man to man.
- Kepercayaan akan cepat dibangun karena target pemasaran orang-orang terdekat yang sudah saling kenal.
- Keuntungan terbesar diberikan kepada agen penjual.
- Analisis Produk Pesaing
- Produk sejenis yang lain menjual dengan berorientasi keuntungan semata tanpa mempertimbangkan sisi psikologis konsumen. Sedangkan perusahaan ini berasumsi bahwa kepuasan serta kepercayaan pelanggan prioritas utama sehingga konsumen tetap setia dan berkembang dengan mudah. Sehingga keuntungan sedikit yang didapat dari banyak konsumen akan sebanding bahkan lebih tinggi keuntungannya daripada keuntungan besar yang didapat dari sedikit konsumen.
- Produk sejenis yang lain menjual pulsa dan menyediakan deposit dengan waktu terbatas sesuai dengan jam buka kios sedangkan perusahaan ini bekerja hampir 24 jam / 7 hari karena kerja tidak tergantung di kios pulsa.
- Laporan transaksi hanya dilakukan dengan print-out sedangkan perusahaan ini memberikan laporan transaksi dengan print-out atau via internet lengkap dengan harga dan keuntungan yang didapat.
- Deposit di perusahaan lain ada yang terbatas waktu saldonya sedangkan di perusahaan ini saldo agen tidak terbatas waktu kadaluarsa dan berlaku selamanya.
- Deposit atau saldo agen di perusahaan lain tidak bisa ditarik dan di uangkan sedangkan di perusahaan ini deposit atau saldo agen bisa di uangkan.
BAB IV
ANALISIS PASAR
- Analisis Industri
Perusahaan lain yang sejenis selalu
mengawali bisnis nya dengan modal yang cukup besar sehingga laju perkembangan
perusahaan tidak benar-benar dirasakan. Beda halnya perusahaan ini yang diawali
dengan modal yang sangat minim dengan aset seadanya hanya sebuah telepon
genggam tanpa kios tetapi mampu bergerak konsisten dan meningkatkan omzet dalam
waktu dua bulan terakhir. Dengan ini pemegang perusahaan bisa lebih tahu dan
mengenal laju perkembangan perusahaan. Ini bisa dijadikan acuan untuk
perkembangan perusahaan berikutnya.
Pesaing tidak dijadikan lawan bisnis
dan tidak dijadikan sebagai ancaman tetapi dijadikan ukuran atau pemicu
perusahaan untuk menjadi lebih baik dari pesaing. Dan perusahaan ini selalu
bergerak di lingkungan dengan persaingan yang cukup tinggi.
Peluang usaha untuk jangka panjang
adalah setelah perusahaan ini mampu membangun sebuah jaringan agen pulsa dengan
minimal 50 orang maka besar kemungkinan perusahaan ini untuk mengembangkan diri
dengan memiliki server dan sistem sendiri yang siap bersaing lebih lanjut dan
menghasilkan produk-produk baru yang bisa diunggulkan.
- Target Pasar
Target utama pasar adalah personal
yaitu orang yang memiliki kebutuhan terhadap pulsa yang cukup tinggi serta
keinginan untuk membuka usaha sampingan tanpa menyita waktu serta tempat karena
pengisian pulsa cukup dengan mengirim sms dari ponsel pribadi.
Cakupan masih terbatas karena visi
nya membangun kepercayaan jadi dimulai dari orang-orang yang dipercaya seperti
keluarga, kerabat, teman sebagai konsumen maupun sebagai agen. Dengan bergerak
man to man perusahaan akan berkembang secara bertahap dan mantap. Dengan
prinsip pemasaran satu keluarga satu agen pulsa maka jaringan akan terbangun
secara kekeluargaan.
- Kondisi Persaingan
Pesaing dengan usaha yang sejenis
biasanya menawarkan produk dan jasanya kepada siapa saja dengan tujuan menambah
agen dan meningkatkan keuntungan semata. Pesaing mengeluarkan modal yang cukup
besar di awal sehingga akan lemah dalam mempelajari laju perkembangan
perusahaan karena diawali dengan modal besar yang sebenarnya akan cukup dengan
modal kecil kurang dari 1 juta rupiah untuk memulai usaha ini. Sehingga
perusahaan tersebut tidak banyak belajar dari perkembangan perusahaan dan akan
berbeda dengan usaha yang dimulai dari nol.
Keuntungan yang jadi prioritas utama
dibanding kepercayaan dan kepuasan konsumen merupakan suatu kelemahan menurut
perusahaan kami karena membangun jaringan dibutuhkan rasa saling percaya dan
kekeluargaan. Sehingga target akan dicapai bersama dan mampu bergerak secara
konsisten karena rekan yang sudah bergabung tidak beresiko untuk berpindah ke
perusahaan lain karena kepercayaan.
BAB V
RENCANA DAN STRATEGI PEMASARAN
- Target Pemasaran :
- Keluarga : kakak, adik, orang tua, saudara sepupu, paman, bibi.
- Teman : teman kelas, tetangga atau sahabat dekat.
- Marketing mix strategy
- Produk (Product)
Produk yang ditawarkan yaitu pulsa elektronik semua
operator selular serta melayani agen pulsa yang berminat untuk membuka usaha
penjualan pulsa.
Kisah Sukses Nurul Atik dengan Bisnis Rocket Chicken
Jiwa wirausaha tidak bisa dipisahkan dengan sosok Nurul Atik. Walau sudah berada pada posisi yang nyaman di sebuah restoran cepat saji, Nurul memutuskan membuka usaha dengan mereknya sendiri, Rocket Chicken. Cuma butuh waktu setahun, restoran yang menjual ayam fried chicken ini sudah mengembang sampai 83 mitra.
Untuk menghemat biaya hidup, Nurul
pun harus mencari tempat kos yang jaraknya sekitar lima kilometer dari
tempatnya bekerja. Tak jarang dengan alasan pengiritan, ia memilih
berjalan kaki sampai satu kilometer. “Kalau sudah lelah, saya baru naik
angkot,” ujarnya mengenang.
Kamar kos Nurul juga
tak kalah memprihatinkan. Dengan luas 3X3 meter, kamar sewaan itu tak
dilengkapi dengan kasur dan perabot lainnya. Kondisi seperti itu
dilakoni Nurul kurang lebih selama lima bulan, sampai ia mendapat mess dari kantornya.
Seiring karier yang terus menanjak serta kondisi ekonomi yang terus membaik, pada usia 29 tahun, Nurul
pun memutuskan menikah dengan Emy Setiawati, seorang karyawan di sebuah
swalayan di Yogyakarta yang baru dipacarinya dua bulan. “Saat itu, saya
sudah menjadi manager di CFC Yogya,” ujar Nurul.
Meski begitu, gaji yang diterima Nurul tak mampu memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Apalagi menyusul kemudian pasangan Nurul dan Emy
dikarunia momongan. Makanya, setelah melahirkan anak pertama mereka,
Emy membantu perekonommian keluarga dengan membuka usaha roti.
Meski posisinya cukup baik di tempat kerjanya, keinginan Nurul untuk membuka usaha sendiri rupanya tak pernah padam. Puncaknya terjadi ketika krisis keuangan melanda Tanah Air tahun 1998, Nurul memutuskan keluar dan membuat usaha sendiri.
Nurul merasa waktu 10
tahun bekerja sudah cukup untuk berguru di restoran cepat saji Amerika
Serikat itu. “Saya mantap keluar karena ingin mandiri,” ujarnya.
Pada saat yang sama, seorang kawan mengajak Nurul
membuat restoran makanan cepat saji yang mengusung ayam goreng (fried
chicken). Ide tersebut muncul karena pada waktu itu membuka restoran
cepat saji atau fast food menjadi tren di kalangan masyarakat.
Berbekal pengalamannya, Nurul mantap menerima ajakan temannya. Ia kemudian bertindak sebagai pengembang bisnis, sementara temannya mengurusi permodalan.
Usaha keras mereka membawa hasil. Bisnis mereka cepat mengembang. Saat ini, Nurul telah memiliki 86 cabang.
Seiring berjalannya waktu, lelaki
kelahiran Jepara, 25 Juni 1966 ini kembali merasa gelisah. Ia tergelitik
mengibarkan bendera usaha dengan membuat restoran fried chicken
sendiri. Kali ini dengan potensi pasar yang berbeda dengan usaha
sebelumnya yang menyasar pasar menengah atas.
Pilihannya jatuh ke pasar menengah
bawah. Selain pasarnya lebih besar, segmen tersebut juga belum tersentuh
restoran fast food lokal maupun asing. Pada 21 Februari 2010, Nurul lantas mendirikan usaha sendiri dengan nama Rocket Chicken di Jalan Wolter Monginsidi, Semarang.
Perkembangan bisnisnya ini di luar
perkiraan Nurul. Antusias masyarakat menyambut bisnis makanan cepat
sajinya sangat cujup menggembirakan. Baru setahun berjalan, Nurul memiliki 83 mitra. Dengan sistem waralaba, Nurul mengembangkan bisnisnya tampa mengeluarkan modal uang sepeser pun. “Semuanya hanya didasarkan pada kepercayaan saja,” ujarnya.
Beruntung, kebanyakan mitranya adalah orang-orang yang mengenal dan tahu sosok Nurul yang telah berpengalaman dalam bisnis ayam krispi ini. “Saya cuma jual nama saja, outlet awalnya tak punya,” tandas Nurul.
Bersama mitranya, ayah tiga anak ini
hanya menekankan agar menjalankan bisnis dengan kerja keras, tekun serta
jujur. Bila itu menjadi landasan, Nurul yakni bahwa usaha mereka akan membawa amanah. Tak cuma bagi karyawan, tapi juga pemilik usaha franchise ayam krispi Rocket Chicken.
Kisah Sukses Hendri Prabowo & Paulus Maria dengan Bisnis Bebek Kaleyo
Rasa gurih yang menjadi ciri khas racikan restaurant Bebek Kaleyo
memang terbilang unik. Rasa pedas yang ditawarkan, menarik minat
penggemar bebek yang tidak hanya berasal di Jakarta, namun hingga luar
Jakarta seperti Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Ditemui di salah satu cabangnya dibilangan Rawamangun, Jakarta, pendiri sekaligus pemilik Restoran Bebek Kaleyo Hendri Prabowo dan Paulus Maria
menuturkan kisah perjalanan bisnis kulinernya yang kini banyak digemari
semua kalangan masyarakat. “Kita sering melakukan banyak percobaan
sehingga menghasilkan cita rasa yang berbeda dengan racikan bisnis
kuliner bebek lainnya,” jelas Hendri. Restoran yang dikelola dan
dimiliki oleh dua keluarga kakak beradik, pasangan Hendri Prabowo dan
Fenty Puspitasari dengan Paulus Maria dan Riri Cahyanti ini, memang
terbilang laris manis sejak kemunculannya pada tahun 2007 di wilayah
Cempaka Putih.
Hendri berkisah, saat akan memulai
sebuah bisnis, ia memilih bisnis apa yang cocok untuk digeluti. Artinya
bisnis itu harus memiliki potensi untuk berkembang dan berkelanjutan.
“Dan bukan bisnis musiman,” ungkapnya. Meski dengan modal yang terbilang
kecil, namun memiliki peluang untuk berkembang dengan baik, “Selain
tidak mudah ditiru dan bisnis tersebut dapat berjalan dalam sebuah
sistem,” ujarnya.
Bahkan di awal percobaan menemukan
racikan bebek yang ideal, kegagalan menjadi hal biasa yang mereka alami.
“Kita tidak patah semangat, meski kucing saja tidak mau memakannya,”
ucapnya geli mengingat usahanya dalam menemukan resep terbaik. Percobaan
yang tak henti dilakukan ditegaskan pula oleh Paulus Maria, yang tak
lain adalah kakak ipar Hendri. “Dengan terus mencoba seiring
pembelajaran yang kita peroleh, akhirnya kita menemukan sebuah cara dan
resep mengelola bebek yang akan menghasilkan cita rasa yang sangat
baik,” ujar Paulus.
Menurut
Paulus, puluhan percobaan yang telah dilakukan juga meminta sejumlah
saudara, kerabat, bahkan tetangga untuk memberi penilaian atas produk
yang mereka racik sendiri dengan mencicipi, maka terciptalah sebuah
resep bebek kaleyo. “Bahkan kami sempat membandingkan dengan salah satu
produk masakan ayam terkemuka asal Solo untuk mencari perbandingan
dengan resep yang mereka ciptakan,” ungkap Paulus, kita lakukan dengan
terus memperbaiki hingga resep yang kita ciptakan diterima oleh para
pencicip yang membantu terciptanya resep bebek kaleyo. Saat ini restoran
bebek kaleyo sudah memiliki 8 cabang yang tersebar di Jakarta. “Kami
senantiasa menjaga cita rasa bebek kaleyo, sehingga dimanapun pengunjung
mendatangi bebek kaleyo maka cita rasa yang diharapkan akan sama,”
jelas Paulus.
Teori Bisnis Internasional
Sama halnya dengan ekonomi internasional, bisnis internasional juga memiliki teori-teori yang mendasari eksistensinya. Teori-teori ini muncul sejak lama dan disebabkan oleh banyak faktor, seperti semakin kuatnya negara-negara bangsa, dan hal itu mempengaruhi juga sistem perdagangan internasional. Setiap negara pasti melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya, maka dari itu muncullah teori-teori yang berdasarkan pada fenomena nyata tersebut. Teori-teori yang sejak lama telah muncul yaitu merkantilisme, teori klasik dan comparative advantage (Ajami, 2006 : 50).
Merkantilisme, seperti yang
kita tahu mendukung ekspor sebesar-besarnya dan memperkecil impor.
Penganut merkantilisme menganggap dengan ekspor sebesar-besarnya maka
keuntungan juga semakin besar. Hal itu menyebabkan terjadinya monopoli
dan monopoli sepenuhnya dari pemerintah. Rakyat terutama yang menjadi
koloni pada masa itu merasa tersiksa, karena mereka harus memenuhi
permintaan pemerintah untuk melakukan produksi sebanyak-banyaknya, dan
nantinya mereka sendiri juga ikut mengkonsumsi. Selanjutnya teori
klasik, yang berkaitan dengan absolute advantage. Teori ini
muncul bertepatan dengan revolusi Amerika, revolusi industri dan
revolusi Perancis. Teori ini yang mendukung kebebasan dalam bisnis dan
perdagangan (Ajami, 2006 : 48). Smith percaya bahwa politik dan pasar
harusnya terpisah, karena ada invisible hand. Sehingga pasar akan mencapai equilibrium dengan sendirinya. Namun ternyata pernyataan ini tidak mampu menjawab Great Depression yang terjadi. Kemudian Comparative Advantage, dimana suatu negara memilih salah satu produks yang efisen untuk diproduksi.
Teori-teori awal tersebut
semakin lama semakin tidak relevan dengan perekonomian internasional
saat ini, karena adanya beberapa kelemahan seperti yang diungkapkan oleh
Ajami (2006, 50), yaitu adanya pengetahuan yang sempurna mengenai pasar
internasional dan peluang, perpindahan penuh pekerja dan faktor
produksi ke luar negara dan padat karya di setiap negara. Selain itu,
setiap negara beranggapan bahwa tujuan mereka adalah efisiensi produksi
penuh. Ajami juga menambahkan, bahwa teori-teori yang ada hanya
memberikan situasi perdagangan antara dua negara saja, padahal
kenyataannya, banyak negara yang turut serta dalam perdagangan
internasional, sehingga teori tersebut tidak bisa dinamis. Kemudian,
kelemahan lain yang sebenarnya memiliki dampak yang lebih signifikan
adalah para ahli teori ini tidak memperhitungkan faktor produksi selain
pekerja, seharusnya menjadi pertimbangan dalam efisiensi produksi.
Hal-hal tersebut kemudian mendukung munculnya teori-teori yang lebih
modern (Ajami, 2006 : 50)
Termasuk dalam teori-teori modern, yaitu International Product Life Cycle (PLC) dan
teori Ekonomi Pembangunan. PLC lebih menekankan intrinsik suatu produk,
maka tidak heran bila teori ini selalu mengutamakan inovasi. Menurut
Vernon (1966 : 163), untuk menghasilkan produk yang baru dan bermanfaat
dalam inovasinya, maka dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang
berkualitas. Terdapat tiga tahapan dalam PLC yang menjadikan produk
tersebut menuju kedewasaannya, yaitu ditemukannya produk baru oleh
negara penemu ataupun negara maju, kemudian tahap kedewasaan produk oleh
negara-negara berkembang biasanya, dan tahap terakhir yaitu
standarisasi produk oleh negara penemu produk (Vernon, 1966 : 164).
PLC berdampak pada semakin gencarnya
investasi internasional, karena negara-negara penemu produk inovatif
tersebut, memiliki keinginan untuk melebarkan pasarnya secara global,
selain itu teknologi canggih yang digunakan membuat faktor biaya
produksi semakin rendah. Namun, PLC juga memiliki kelemahan, karena
pengaplikasiannya lebih cocok pada produk yang menggantungkan pada
kemajuan teknologi, selain itu tidak semua produk dapat digolongkan ke
dalam tahapan pendewasaan tersebut dan lebih cocok pada produk yang
diproduksi secara masal (Vernon, 1966 : 165).
Kemudian muncul beberapa pertanyaan dari
para penstudi, seperti Paul Krugman dan Michael Porter yang menekankan
pentingnya persaingan global. Mereka melihat bahwa pasar harus dinamis
sehingga dapat semakin berkembang, hal itu tentu saja menandai interaksi
yang lebih luas lagi bukan hanya antar negara namun masyarakat
internasional. Sehingga muncullah teori strategi perdagangan, seperti
contohnya Competitive Advantage oleh Michael Porter. Teori ini
menjadikan pemerintah dan swasta saling bekerja sama untuk mencapai satu
tujuan yaitu, menjadikan produk dalam negeri dapat bersaing aktif
dengan produk luar negeri. Teori ekonomi Pembangunan juga termasuk dalam
teori modern. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa pembangunan ekonomi
suatu negara dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi tercipta. Untuk
mencapai pembangunan tersebu, maka harus ikut dalam ekonomi dunia.
Semua teori tersebut,
menegaskan bahwa perdagangan mendorong manusia untuk melakukan ekspansi
ke luar negaranya (investasi), dengan melakukan investasi maka
perekonomian secara dinamis mampu menciptakan keadaan yang kompetitif
dan selanjutnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi pula. Pertumbuhan
ekonomi akan mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara pula. Seperti
yang dikatakan Rostow, bahwa terdapat lima level dalam pertumbuhan
ekonomi, yaitu level masyarakat tradisional, prakondisi lepas landas,
lepas landas, menuju kepada kedewasaan dan era konsumsi masa tinggi.
Untuk mencapai level tertinggi dibutuhkan modal, teknologi dan tenaga
kerja yang berkualitas pula. Maka dari itu, penting bagi suatu negara
untuk memajukan pendidikannya, karena hal itu akan berdampak besar pada
pembangunan negara tersebut. Tetapi selain itu stabilitas keuangan suatu
negara juga harus mendapat perhatian, karena perekonomian berhubungan
erat dengan keuangan. Investasi besar yang dilakukan oleh negara lain
belum tentu memberikan keuntungan besar pula, contohnya MNCs yang
semakin meraja di Indonesia, bisnis tersebut memberikan keuntungan bagi
Indonesia namun tidak sebanding dengan keuntungan yang dimiliki oleh
negara asalnya. Maka dari itu, Cina misalnya, sangat ketat dalam seleksi
investasi yang masuk ke negaranya. Ia memberlakukan
perjanjian-perjanjian yang dirasa menguntungkan kedua belah pihak.
Seperti dengan Ford yang diminta untuk melakukan joint venture, hal ini termasuk dalam salah satu strategi perdagangan yang kompetitif dalam persaingan global.
Senin, 25 Mei 2015
Bagaimana Cara Memulai Berwirausaha?
Pertama, anda harus Mengenali Peluang Usaha.
Dalam
peluang usaha dinyatakan bahwa peluang sebenarnya ada di sekeliling
kita, hanya saja ada beberapa individu yang mampu melihat situasi
sebagai peluang ada yang tidak. Hal ini disebabkan faktor informasi yang
dimilikinya Informasi memungkinkan seseorang mengetahui bahwa peluang
ada sat orang lain tidak menghiraukan situasi tersebut. Akses terhadap
informasi dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan hubungan sosial (Shane,
2003).
- Pengalaman Hidup, Pengalaman masih menjadi nomor satu dalam memulai berwirausaha. Karena pengalaman hidup dapat memberikan akses yang lebih mengenai informasi dan pengetahun mengenai penemuan peluang. Dua aspek dari pengalaman hidup yang meningkatkan kemungkinan seseorang menemukan peluang yaitu fungsi kerja dan variasi kerja.
- Hubungan sosial, Dalam berwirausaha, anda membutuhkan sebuah hubungan sosial untuk mendapatkan informasi penting, yaitu informasi mengenai lokasi, potensi pasar, sumber modal, pekerja, dan cara pengorganisasiannya. Dengan beberapa informasih tersebut, anda dapat menentukan usaha apa yang akan anda pilih.
- Perubahan Teknologi, teknologi memang memberikan dampak yang cukup besar dalam berwirausaha. akhir akhir ini, banyak wirausahawan yang menggunakan jejaring sosial sebagai media promosi, seperti facebook, twitter, dll.
- Perubahan kebijakan dan politik
- Perubahan sosial demografi
Kedua, Optimalisasi Potensi diri.
Setelah
mengenai peluang usaha maka harus dikombinasikan dengan potensi diri.
Keunggulan kompetitif apa yang saya miliki? Yang sering terjadi di
masyarakat kita adalah memilih usaha yang sedang trend saat itu. Hal ini
sah-sah saja tetapi ketika dalam proses perkembangan tidak membuat
inovasi, maka akan sulit bersaing.
Selain
potensi diri dalam arti pengetahuan yang kita miliki, maka masih perlu
mengoptimalkan aspek motivasi dan kepribadian. Dalam modul kuliah 5
kharakteristik kewirausahaan dari perspektif Psikologi maka dapat
diperoleh gambaran ada beberapa kaharakteristik yang mendorong
kesuksesan usaha dan yang tidak. Oleh karenanya, sejauh mana potensi
psikologis anda mampu dioptimalkan dalam memulai sebuah usaha?
Ketiga, Fokus dalam bidang usaha.
Peter
Drucker pakar dalam kewirausahaan menyatakan bahwa dalam memulai sebuah
usaha atau inovasi disarankan untuk terfokus dimulai dari yang kecil
berdasarkan sumberdaya yang kita miliki
Terakhir, Berani memulai.
Konsep Bisnis yang Matang Menentukan Kesuksesan Netpreneur
Berwirausaha secara online bukanlah sesuatu yang baru di era
digital ini. Sudah tak terhitung banyaknya transaksi penjualan produk dan jasa
yang terjadi secara online. Meskipun penjualan onliine marak terjadi, tidak
semua wirausahawan online bisa dikatakan sukses. Lalu, bagaimana cara menjadi
wirausahawan online alias seorang netpreneur yang
sukses?
Menurut tokoh A Pakerti, berwirausaha itu senantiasa berhubungan dengan dua
unsur pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi peluang tersebut.
Maksudnya, keadaan yang tidak pasti di masa depan harus dilihat sebagai sebuah
peluang berwirausaha. Selain itu, kemajuan teknologi juga menciptakan peluang
berwirausaha. Secara spesifik, kemajuan teknologi memudahkan para wirausahawan
berdagang secara online, yang pastinya tidak membutuhkan modal dalam jumlah
besar untuk memasarkan produk atau jasanya.
Nah, kalau peluang sudah ada, pertanyaan berikutnya adalah mampukah kita menanggapi
peluang tersebut dengan baik? Menurut ahli wirausaha bernama Wesper, perilaku
wirausaha sebenarnya adalah sebuah kerja. Berhasil atau tidaknya kerja tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
1. Pemilihan tempat kerja
Bagi netpreneur,
pemilihan tempat kerja berkaitan erat dengan internet. Jejaring sosial, atau
akrab dikenal sebagai media sosial, banyak dipilih netpreneur sebagai
“tempat kerja”nya. Netpreneur harus memiliki akun-akun
di jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan situs pribadi.
Keberhasilan netpreneur dalam memasarkan produk dan
jasanya terletak pada kemampuannya menggunakan “tempat kerja” online-nya ini
secara optimal. Memiliki akun di Facebook namun jarang melakukan posting dan
update tentang produk dan jasa yang dijualnya? Sudah pasti tidak akan
banyak orang yang tahu merek produk yang ia miliki. Akibatnya, ia tidak akan
mendapatkan konsumen.
Akun-akun yang dimiliki seorang netpreneur
harus sesering mungkin di-update agar produk dan jasa
yang ditawarkan juga sering muncul di timeline orang banyak. Semakin banyak
orang yang membaca hasil posting dari si netpreneur,
maka publik akan semakin aware terhadap brand milik netpreneur tersebut.
Contoh lain dari pemilihan “tempat kerja” netpreneur
adalah pemilihan domain situs. Jika situs yang dimiliki netpreneur
untuk berjualan adalah akun dari sebuah blog gratisan,
profesionalisme netpreneur tersebut pasti akan
dipertanyakan oleh orang banyak. Lain halnya kalau seorang netpreneur
membeli domain untuk situs pribadinya. Profesionalismenya akan
dipandang baik oleh orang banyak. Orang banyak pun akan berpandangan bahwa
produk atau jasa yang dijual si netpreneur bukanlah
produk atau jasa yang sembarangan. Membeli domain pribadi diibaratkan sebagai
membangun “tempat kerja” yang bagus. Jika “tempat kerja” sebuah perusahaan
bagus, maka perusahaan tersebut akan dianggap bonafit oleh orang yang
melihatnya.
2. Pemilihan bidang usaha
Wesper mengatakan, apa yang dipilih wirausahawan
sebagai bidang usahanya juga mempengaruhi kebehasilan usahanya. Netpreneur
juga harus bisa memilih bidang usaha yang tepat bagi dirinya, di
samping mempertimbangkan peluang bidang usaha tersebut di pasaran online. Jika
suatu produk sudah banyak dijual secara online, maka kemungkinan keberhasilan
penjualan produk yang sama oleh seorang netpreneur akan
semakin kecil. Netpreneur harus jeli dalam melihat
produk atau jasa apa yang belum marak ditawarkan dalam pasar online.
3. Kemampuan dalam menyusun dan menerapkan
manajemen yang tepat
Artinya, netpreneur harus
mampu mengelola sistem kerjanya di dunia online. Ia harus konsisten dalam
melakukan maintenance terhadap seluruh tentang produk dan jasa yang
dijualnya. Contoh lain dari manajemen yang tepat adalah kemampuan netpreneur
dalam menentukan buyer yang serius dan yang tidak. Jika
ada buyer yang telah memesan produk namun belum melakukan pembayaran
dalam waktu yang telah ditentukan, ada baiknya produk tersebut ditawarkan
kembali dalam pasar online. Kemampuan manajemen yang tepat seperti ini harus
dimiiki oleh netpreneur agar usahanya berhasil dan
berkembang.
Langganan:
Postingan (Atom)